A. S. P. Sinaga

Sinaga telah aktif dalam kegiatan kemahasiswaan sejak ia masih mahasiswa di Universitas Sumatera Utara (1992-1997). Pengalaman itu telah menumbuhkan minatnya dalam bidang sosial dan pembangunan masyarakat. Itulah sebabnya, setelah ia lulus dan bekerja sebagai seorang farmasis di sektor profit (manufaktur alat kesehatan) di Medan, Indonesia, ia masih melakukan aktifitas sebagai relawan di Yayasan Perkantas di Medan (2000-2010). Peranan terakhirnya dalam organisasi tersebut adalah sebagai Badan Pengurus.

Bencana gempa bumi dan tsunami bulan Desember 2004 yang melanda propinsi tetangganya, Aceh, menjadi momentum besar dalam hidup dan karirnya. Ia memutuskan untuk memenuhi panggilan hidup untuk menolong orang yang sedang membutuhkan; ia meninggalkan pekerjaannya dan bergabung dengan sektor non profit pada awal tahun 2005. Sejak itu, ia terus bekerja di sektor ini pada beberapa organisasi luar dan dalam negeri. Pada beberapa kesempatan, ia juga bekerja sebagai individual consultant untuk melakukan misi evaluasi program dan memfasilitasi kegiatan strategic planning pada beberapa organisasi.

Ia selalu ingin belajar. Keinginannya untuk berbuat lebih banyak untuk program pembangunan telah mendorongnya untuk terus belajar tentang organisasi non profit dan isu-isu pembangunan. Dengan niat untuk meningkatkan kemampuan diri, ia melamar beasiswa penuh ke Nuffic Indonesia (beasiswa Stuned) untuk melanjutkan studi. Usahanya berhasil dan pada pertengahan tahun 2009 ia memulai program impiannya, International NGO, di Webster University, Leiden, the Netherlands. Pada akhir Oktober 2010, ia kembali ke Indonesia dengan membawa gelar MA in International NGOs.

Antusiasmenya terhadap kegiatan pembangunan di Indonesia terus bertumbuh sehingga ia mulai memikirkan untuk membentuk sebuah organisasi non pemerintah di kota kelahirannya, Medan, Indonesia. Bersama dengan seorang sahabat dan mantan rekan kerja di NGO dan organisasi kemahasiswaan, Nurdin, ia mendirikan POSITIF.

Nurdin

Nurdin adalah orang yang senantiasa serius menggali potensi dirinya dan selalu ingin memberikan dampak positif yang optimal dalam berbagai peran yang dijalaninya dalam hidup. Periode waktu 5 tahun sejak ia menyelesaiakan kuliahnya di Politeknik Negeri Medan adalah masa yang paling penting baginya sebab pada waktu itulah ia dibentuk oleh pengalaman dan akhirnya menemukan ruang yang tepat untuk berkarya bagi masyarakat.

Sejak masih mahasiswa ia telah berminat dan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan saat ini minat itu terus berkembang dan menggerakkannya untuk berbuat nyata bagi masyarakat. Ini jugalah yang membawanya sempat berkarir di beberapa LSM dan program pembangunan selama kurang lebih 12 tahun di beberapa daerah di Indonesia. Sekarang, selain sibuk mengurusi usahanya, ia aktif dalam beberapa perkumpulan dan organisasi di kota Medan sebagai relawan.

A. S. P. Sinaga

Sinaga has got actively involved in student organization when he was still a student in University of North Sumatra (1992-1997). This experience has grown his concern on social and development issues. That is why, after his graduation and while working as a pharmacist at a profit sector (medical device manufacturer) in Medan, he kept working as a volunteer at a foundation, Yayasan Perkantas, in Medan (2000-2010). His last position at this organization was being the Board member.

The earthquake and tsunami in December 2004 attacking his neighbor province, Aceh, has become a big momentum for his life and career as he considered it as a time to change career. He decided to respond to a ‘life’s calling’ for helping people in need; he left the company and joined with a non-profit sector in 2005. Since then, he has been worked as staff and consultant at several organizations, such as CARE International Indonesia, Save the Children Indonesia, Islamic Relief, STATT, Cowater International, Yayasan Komindo and a few local organizations.

He loves learning. His ambition to contribute more for development programs has encouraged him to learn more about non-profit organization and development issues. On his own initiative to equip himself for the people, he applied a full scholarship from Nuffic Indonesia (Stuned Scholarship). His application was successful and in the mid of 2009 he started studying his program of dream, International NGO, at Webster University in Leiden, the Netherlands. In the end of October 2010, he returned to Indonesia with his MA in International NGOs.

His enthusiasm with development works in Indonesia keeps growing that he considered starting a local NGO in his hometown, Medan, Indonesia. Together with his friend and previous colleague at International NGOs and student organizations, Nurdin, he established Lembaga POSITIF.

Nurdin

Nurdin is a person who is really serious in finding out his self-potentials and always willing to contribute optimally in whatever role he plays in his life. The 5-year period since his graduation from the Medan State Polytechnic was the critical period of his life because life experiences during this period have formed his characters, bringing him to the most suitable field to contribute in.

He is now an entrepreneur and doing a small business in Medan. One of some reasons for choosing this career was his willingness to get involved in social and development works in his town. Since he was a student, he has been interested in such works. That concern keeps growing that he is encouraged to continue contributing in that field. Even, this was also the thing that led him working for about 6 years at some NGOs in some areas in Indonesia. Now, apart from running his business, he still actively gets involved as volunteer in some organizations in Medan.